Powered By Blogger

Senin, 22 Februari 2016

Dibalik hujan

Hari ini hujan terlalu mencintaiku.

Dia ingin bermain denganku, hingga mampu menciptakan takdir dimana aku tidak bisa menolakknya.

Dia bersandiwara.
Katanya dia takkan datang.
Dia bersembunyi dari mataku.

Saat aku mulai berlari menjauh darinya, ternyata dia berlari mendekat padaku.

Aku berusaha tak acuh padanya.
Tapi dia terus merayuku dengan tetesan dinginnya.

Kata hatiku berbisik aku gila.
Katanya jangan hiraukan dia.

Aku tak peduli.

Aku malah asyik bermain dengannya.
Walau hati memakiku.

Basah?
Dingin?
Tidak.
Aku senang bisa bermain dengannya.
Karena aku juga mencintainya.

Minggu, 21 Februari 2016

Aku.

AKU?
Hm... Tak sebegitu menarik.

Memiliki 2 mata sayu, 1 hidung pesek, 1 bibir sedang dan sedikit tebal dan 2 telinga yang ditutupi kerudung ala anak muda dengan kulit sawo matang.

Panca indraku jalan.
Terutama mata.

Penglihatan yang tajam.
Penciuman yang cukup peka.
Perasa yang handal.
Pendengar yang baik.
Peraba yang sedikit halus.

Mempunyai dunia dongeng adalah impianku.
Setidaknya mirip.

Bagaimana aku?
Kenali aku.

Disini

Hujan bersama wanita sendu dengan berbagai cerita.